Minggu, 25 Juni 2017

PENANAMAN NILAI KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PPKn


TUGAS 16 OUT CLASS
(KAMIS, 30  JUNI  2017)
NAMA : LARAS AYU SETIAWATI
NIM : E1B014021
          NOMOR HP : 082341191564

PENANAMAN NILAI KARAKTER MELALUI MATA PELAJARA PPKn
Mata pelajaran PKn sangat cocok dijadikan dasar penanaman nilai karakter karena sejalan dengan tujuan mata pelajaran PKn yaitu untuk membentuk warga negara yang baik, sehingga, mata pelajaran PKn dapat dipergunakan untuk menanamkan pendidikan nilai, moral, dan norma secara terus menerus, sehingga warga negara yang baik dapat terwujud. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitikberatkan pada ranah afektif. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sangat tepat menggunakan model value clarification technique (vct) berbantuan media gambar. PKn berada pada ranah sikap yaitu wahana penanaman nilai, moral, norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme bahkan sistem keyakinan. PKn seharusnya mampu mengeksplorasi internal side seseorang atau wilayah dalam diri seseorang, dan salah satu hasil dari internal side adalah sikap. Sikap merupakan posisi seseorang atau keputusan seseorang sebelum berbuat, sehingga sikap merupakan ambang batas seseorang antara sebelum melakukan sesuatu perbuatan atau prilaku tertentu dengan berbuat atau berprilaku tertentu. Untuk mengubah sikap inilah maka bisa menggunakan model pembelajaran salah satunya model pembelajaran value clarification technique (vct).
Berkaitan dengan permasalahan yang ada di kelas XI semester I SMK 5 MATARAM, nilai karakter yang ada dalam diri siswa semakin dipertanyakan. Dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu adanya inovasi-inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran PKn yang mampu meningkatkan kesadaran nilai yang nantinya dapat membentuk sikap siswa kearah yang lebih baik, salah satu bentuk inovasi yang ditawarkan adalah dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique (vct) berbantuan media gambar.
Model Pembelajaran dengan cara mengklarifikasi nilai value clarification technique merupakan pengajaran untuk membentuk siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa (Sanjaya: 2006). Pada pembelajaran value clarification technique (vct) ini guru mengharapkan siswa teribat aktif dalam mengembangkan pemahaman dan pengenalannya terhadap nilai-nilai pribadi, mengambil keputusan, dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil, mendorong siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam proses menilai, menggali dan mempertegas nilai-nilai yang dimiliki siswa.
Pada pembelajaran value clarification technique (vct) berbantuan media gambar ini siswa akan dikelompokkan secara acak dan heterogen. Tiap-tiap kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Setiap kelompok akan diberikan stimulus berupa media gambar dan LKS. setelah siswa mendapat stimulus berupa media bergambar dan LKS yang sudah dibagikan oleh guru, siswa ditugaskan untuk mendiskusikan media bergambar dengan teman sekelompoknya sehingga pembelajaran akan berpusat pada siswa. Setelah siswa selesai mendiskusikan dengan teman kelompoknya, guru akan menunjuk satu atau lebih anggota kelompok untuk menjawab atau membacakan hasil diskusinya. Pada saat bersamaan kelompok lainya diberi kesempatan untuk menanggapi dan memberikan penilaian terhadap jawaban atau hasil diskusi yang telah disampaikan oleh temannya. Setelah siswa selesai menjawab atau membacakan hasil diskusinya, penghargaan berupa tepuk tangan selalu diberikan kepada setiap kelompok yang menjawab atau membacakan hasil diskusinya dengan baik.
Proses pembelajaran juga akan terlaksana secara maksimal apabila didukung dengan media pembelajaran. Media pembelajaran menurut Gagne dan Reiser (dalam Sumantri dan Permana, 1998) media pembelajaran adalah alat-alat fisik dimana pesan instruksional dikomunikasikan, sedangkan Bringgs (dalam Arsyad, 1997) juga menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat-alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran. Sumantri dan Permana (1998) menyatakan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut; (1) memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep ,prinsip, sikap dengan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan; (2) memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar; (3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu; (4) Menciptakan suasana belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Salah satu yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah media gambar. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, selain itu media gambar tersebut dapat dikaitkan dengan materi PKn keputusan bersama. Jika pembelajaran PKn dilakukan dengan menggunakan media gambar maka akan dapat juga menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran PKn. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran value clarification technique (vct) berbantuan media gambar akan dapat meningkatkan nilai karakter siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun, berdasarkan hasil observasi di sekolah dasar menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model value clarification technique (vct) dalam pembelajaran serta penggunaan media gambar dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum dimanfaatkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran PKn guru masih menggunakan metode ceramah, pemberian tugas dalam proses pembelajaran sehingga siswa sering jenuh dalam mengikuti pelajaran.

           

PENDIDIKAN KARAKTER


TUGAS 15 OUT CLASS
(KAMIS, 29 JUNI  2017)
NAMA : LARAS AYU SETIAWATI
NIM : E1B014021
          NOMOR HP : 082341191564

PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan dalam arti besar adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada pikiran, karakter atau kemampuan fisik individu. Pendidikan di Indonesia dijalankan sesuai dengan sistem pendidikan nasional “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman” (UU RI No. 20 tahun 2003). Pendidikan nasional memiliki fungsi yaitu: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Permendiknas, 2006) tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (Kemendiknas, 2010). Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat. Pada permasalahan ini, guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Pengembangan nilai karakter dalam proses pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh guru. Guru sebagai panutan dalam pandangan siswa, harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran.
Adapun nilai-nilai karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa yaitu sebagai berikut. (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerjasama, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab (Kemendiknas, 2011).
Masalah yang sangat mendasar dalam pendidikan disekolah adalah semakin merosotnya pendidikan nilai, dan sikap siswa yang diabaikan disekolah merosotnya nilai-nilai atau moral kehidupan yang merambat pada sikap seorang individu atau guru-guru yang ada disekolah yang selalu mengabaikan aspek afektif dalam pembelajaran. Dalam dunia pendidikan masalah sikap juga merupakan suatu masalah yang sering muncul. Pertama, bisa dilihat dari kurikulum pendidikan disekolah saat ini hanya mementingkan kemampuan dari segi kognitif saja tanpa memperhatikan aspek afektif siswa. Apapun kurikulum yang digunakan di sekolah, diharapkan untuk lebih menerapkan nilai karakter di dalamnya, karena saat ini pembelajaran di sekolah selalu mengabaikan pendidikan nilai atau aspek afektif siswa. Kedua, beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang. Ketika di kelas, siswa hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia sehingga sikap siswa pada saat pembelajaran masih kurang. Sementara penelitian Sumarno Alim (2012) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20%. Ketiga, Pemerintah juga sekarang hanya mementingkan hasil dari pembelajaran tanpa ingin mengetahui Proses dari berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satu upaya yang secara nyata dilaksanakan pemerintah yaitu menyempurnakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu,pemerintah juga telah menekankan pada seluruh sekolah-sekolah mengenai 18 nilai karakter yang mesti diintegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas.
Pentingnya penanaman nilai karakter dilatarbelakangi oleh kondisi Bangsa Indonesia saat ini, menurut Atmadja (2011) telah mengalami krisis moralitas yang berlanjut pada adanya demoralisasi dan kegagalan sistem pendidikan yang ada dalam mengwujudkan siswa yang berkarakter. Dari paparan tersebut nilai karakter pada siswa hendaknya ditananamkan sejak dini. Namun pada kenyataanya nampak belum optimalnya penanaman nilai karakter yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa. Hal ini disebabkan karena guru sebagai panutan siswa kurang mampu memberikan bimbingan dan juga dalam proses pembelajaran guru hanya menekankan pada aspek kognitif saja dan mengabaikan aspek afektif dalam pembelajaran.


LIBUR TELAH TIBA


TUGAS 14 OUT CLASS
(KAMIS, 22  JUNI  2017)
NAMA : LARAS AYU SETIAWATI
NIM : E1B014021
          NOMOR HP : 082341191564

LIBUR TELAH TIBA
            Hari Kamis, tepatnya pada tanggal 22 Juni kemarin adalah jadwal perkuliahan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Untung saja pada hari itu mata kuliah tersebut out class sehingga kami, khususnya saya sendiri dapat lebih awal mudik lebaran ke kampung halaman saya yaitu kampung Panimang RT 02 RW 10 Saliper Ate kecamatan  Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa Besar.
            Kamis subuh itu menunjukkan pukul 03;00, saya beserta teman-teman saya bergegas menuju pelabuhan penyebrangan  Kayangan - Poto Tano. Saat itu saya berboncengan dengan teman saya yang berasal dari Bima. Tidak hanya bersama dia, ada juga teman saya yang berasal dari desa Mamak Sumbawa.
            Karena ingin menaiki kapal yang waku penyeberangannya pukul 05:00, dengan kecepatan yang tidak dapat saya jelaskan, waktu satu jam, saya dapat berada di Lombok Timur. Akan tetapi Allah SWT berkehendak lain. Ban motor saya pecah. Saya tidak tahu persis di daerah Lombok Timur mana ban saya pecah. Yang jelas ketika saya berhenti di salah satu rumah warga untuk menanyakan dimana tukang tambal ban, bapak tersebut menjawab kurang lebih 1 km lagi dari desa ini. Untung saja ada Irwan, jadi teman saya Faridah bisa berboncengan dengan dia. Seandainya tidak ada Irwan, kemungkinan motor saya tidak bisa jalan.
Alhamdulillah tepatnya di desa Mayun, ada bengkel motor yang terbuka. Waktu itu menunjukkan pukul 04:05. Segera bapak tukang tambal ban itu menggantikan ban motor saya dengan yang baru. 30 menit berjalan akhirnya selesai juga. Kami pun segera melanjutkan perjalanan.
            Sesampainya di pelabuhan Kayangan, waktu menunjukkan pukul 06;15. Kami segera naik ke kapal. Subuh itu di atas kapal sangat ramai oleh orang-orang yang mudik ke Sumbawa. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 07;30, kapal telah menyandar di pelabuhan Poto Tano. Tak lupa sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Sumbawa, kami berfoto bersama teman-teman yang berasal dari Bima. Seteah itu kamipun bergegas menuju perjalanan pulang ke rumah masing-masing.
Saat itu saya baru menyadari, sejauh mana pun kaki melangkah, pada akhirnya moment yang paling indah adalah saat pulang.

Senin, 12 Juni 2017

SAUR PERTAMA DI PULAU SERIBU MASJID


TUGAS 13 OUT CLASS
(KAMIS, 15 JUNI  2017)
NAMA : LARAS AYU SETIAWATI
NIM : E1B014021
          NOMOR HP : 082341191564

SAUR PERTAMA DI PULAU SERIBU MASJID
Beginilah kami anak rantauan yang berjuang menuntut ilmu di negeri orang, terutama saya sendiri yang merasakan bagaimana pedihnya hidup di negeri orang. Berjuang sendiri tanpa didampingi oleh keluarga. Jika rindu hanya suara yang dapat menenangkang jiwa. Saya tidak pernah mengeluh, hanya saja sedikit rindu ingin bertemu. Apa daya hal itu tidak mungkin terjadi jika belum saatnya libur tiba.
Jatuhnya 1 Ramadhan 1438 Hijriah  yaitu 27 Mei 2017 dimana umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Khususnya saya sendiri juga melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Sedihnya pada hari itu saya saur tidak bersama keluarga, tetapi bersama teman-teman. Akan tetapi tidak mengurangi bersemangat kami  untuk puasa pertama.
Tibalah waktu imsak, kamipun bergegas menuju ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat subuh. Setelah itu kami jalan-jalan pagi di sepanjang jalan raya pagesangan. Waktu menunjukkan pukul 06:20, kamipun kembali ke kamar kos masing-masing.
Waktu menunjukkan pukul 07:40, saya pun bergegas menuju ke kampus. Saat itu tidak ada libur bagi kami yang kuliah di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Itu pun tidak mengurangi semagat saya untuk menuntut ilmu, karena sesungguhnya saya berada disini karena orangtua saya. Maka satu niat saya yaitu berjuang untuk membanggakan diri dan keluarga agar bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Tak terasa soreh pun tiba, waktu menunjukkan pukul 18;00, sebentar lagi akan masuk waktu berbuka. Hati senang bercampur sedih, dimana saya bisa berpuasa dengan khusyu tetapi lagi-lagi berbuka tidak bersama keluarga, hanya ditemani oleh teman-teman kos saja.
Merantaulah, maka kamu akan mengerti arti pulang, sejuh dan senyaman apapun itu, lebih nyaman ketika berada di kampung halaman bersama keluarga, terutama orang tua dan saudara kandung.