TUGAS
16 OUT CLASS
(KAMIS,
30 JUNI
2017)
NAMA : LARAS AYU
SETIAWATI
NIM : E1B014021
E-MAIL : larasayusetiawati95@gmail.com
Kompasiana : http://www.kompasiana.com/laras95
Blogger : http://larasayusetiawati.blogspot.co.id/
NOMOR HP : 082341191564
PENANAMAN
NILAI KARAKTER MELALUI MATA PELAJARA PPKn
Mata pelajaran
PKn sangat cocok dijadikan dasar penanaman nilai karakter karena sejalan dengan
tujuan mata pelajaran PKn yaitu untuk membentuk warga negara yang baik,
sehingga, mata pelajaran PKn dapat dipergunakan untuk menanamkan pendidikan
nilai, moral, dan norma secara terus menerus, sehingga warga negara yang baik
dapat terwujud. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitikberatkan pada
ranah afektif. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sangat tepat
menggunakan model value clarification technique (vct) berbantuan media
gambar. PKn berada pada ranah sikap yaitu wahana penanaman nilai, moral,
norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme bahkan sistem keyakinan. PKn
seharusnya mampu mengeksplorasi internal side seseorang atau wilayah
dalam diri seseorang, dan salah satu hasil dari internal side adalah
sikap. Sikap merupakan posisi seseorang atau keputusan seseorang sebelum
berbuat, sehingga sikap merupakan ambang batas seseorang antara sebelum
melakukan sesuatu perbuatan atau prilaku tertentu dengan berbuat atau
berprilaku tertentu. Untuk mengubah sikap inilah maka bisa menggunakan model
pembelajaran salah satunya model pembelajaran value clarification technique
(vct).
Berkaitan dengan
permasalahan yang ada di kelas XI semester I SMK 5 MATARAM, nilai karakter yang
ada dalam diri siswa semakin dipertanyakan. Dengan adanya permasalahan tersebut
maka perlu adanya inovasi-inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran PKn yang
mampu meningkatkan kesadaran nilai yang nantinya dapat membentuk sikap siswa
kearah yang lebih baik, salah satu bentuk inovasi yang ditawarkan adalah dengan
menggunakan model pembelajaran value clarification technique (vct) berbantuan
media gambar.
Model
Pembelajaran dengan cara mengklarifikasi nilai value clarification technique
merupakan pengajaran untuk membentuk siswa dalam mencari dan menentukan
suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses
menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa (Sanjaya:
2006). Pada pembelajaran value clarification technique (vct) ini guru
mengharapkan siswa teribat aktif dalam mengembangkan pemahaman dan
pengenalannya terhadap nilai-nilai pribadi, mengambil keputusan, dan bertindak
sesuai dengan keputusan yang diambil, mendorong siswa dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam proses
menilai, menggali dan mempertegas nilai-nilai yang dimiliki siswa.
Pada
pembelajaran value clarification technique (vct) berbantuan media gambar
ini siswa akan dikelompokkan secara acak dan heterogen. Tiap-tiap kelompok
kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Setiap kelompok akan diberikan
stimulus berupa media gambar dan LKS. setelah siswa mendapat stimulus berupa
media bergambar dan LKS yang sudah dibagikan oleh guru, siswa ditugaskan untuk
mendiskusikan media bergambar dengan teman sekelompoknya sehingga pembelajaran
akan berpusat pada siswa. Setelah siswa selesai mendiskusikan dengan teman
kelompoknya, guru akan menunjuk satu atau lebih anggota kelompok untuk menjawab
atau membacakan hasil diskusinya. Pada saat bersamaan kelompok lainya diberi
kesempatan untuk menanggapi dan memberikan penilaian terhadap jawaban atau
hasil diskusi yang telah disampaikan oleh temannya. Setelah siswa selesai
menjawab atau membacakan hasil diskusinya, penghargaan berupa tepuk tangan
selalu diberikan kepada setiap kelompok yang menjawab atau membacakan hasil
diskusinya dengan baik.
Proses pembelajaran
juga akan terlaksana secara maksimal apabila didukung dengan media
pembelajaran. Media pembelajaran menurut Gagne dan Reiser (dalam Sumantri dan
Permana, 1998) media pembelajaran adalah alat-alat fisik dimana pesan
instruksional dikomunikasikan, sedangkan Bringgs (dalam Arsyad, 1997) juga
menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat-alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran. Sumantri dan Permana (1998)
menyatakan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai
berikut; (1) memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep ,prinsip, sikap dengan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang
paling tepat menurut karakteristik bahan; (2) memberikan pengalaman belajar
yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk
belajar; (3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena
peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu;
(4) Menciptakan suasana belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Salah satu yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah media gambar. Media gambar
adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai
gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai
dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, selain itu media gambar tersebut
dapat dikaitkan dengan materi PKn keputusan bersama. Jika pembelajaran PKn
dilakukan dengan menggunakan media gambar maka akan dapat juga menumbuhkan
ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran PKn. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran value clarification
technique (vct) berbantuan media gambar akan dapat meningkatkan nilai
karakter siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun, berdasarkan hasil
observasi di sekolah dasar menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model value clarification technique (vct) dalam pembelajaran
serta penggunaan media gambar dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum
dimanfaatkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran PKn guru masih menggunakan
metode ceramah, pemberian tugas dalam proses pembelajaran sehingga siswa sering
jenuh dalam mengikuti pelajaran.